"Kehilangan" by Me :)

Minggu, 18 September 2011


Malam itu merupakan malam yang indah. Bintang bintang bertaburan di langit gelap. Hanya terdengar suara jangkrik dan hembusan angin yang menyejukkan. Aku duduk di balkon kamarku sambil sesekali melihat layar handphone, berharap led merah menyala, tanda seseorang akan menelfonku.
 Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam, tapi tak kunjung ada kabar darinya. Aku mulai gelisah, perasaanku makin tidak karuan. Rasa takut dan cemas menyelimutiku. Tuhan.. Lindungilah ia, jangan biarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya.. pintaku dalam hati.
 Malam semakin larut, bulan telah berada tepat di atasku. Ini hampir dini hari, dia belum juga mengabariku. Ada apa ini? Apa sesuatu telah terjadi padanya? Tidak.. Aku tidak boleh berfikiran negatif, aku harus yakin bahwa ia baik-baik saja. Di tengah kegelisahanku, tiba-tiba handphoneku berdering, segera aku raih handphone dari kasurku. Ku lihat layar handphone, tertulis nama Demian disana. Rasa gelisah yang tadinya mulai membaik, kembali datang ketika mengetahui bahwa yang menelfonku bukan Arya, tapi Demian. “Halo... Ada apa, Dem?”, tanyaku padanya. “Ngga apa-apa, Put. Cuma mau ngasih tau aja, gue sama Arya sekarang ada di depan rumah lo. Hahahaha”, jawab Demian. Aku bergegas turun ke bawah dan keluar rumah, ku lihat ada Arya dan Demian disana, membawa sebuket bunga lily dan kue beserta lilinnya.
 Aku berlari keluar rumah, seperti anak kecil yang menanti kedatangan ayahnya. Arya mendekatiku, “Happy birthday, Putri Cantik. Maaf ya tadi kamu telfon aku nggak angkat, dan aku juga nggak ngabarin kamu. Sengaja, supaya surprise buat kamu ini sempurna”, kata Arya sambil tersenyum dan memberikan ku sebuket bunga kesukaanku. Air mata ku tak dapat ku bendung, segera aku memeluknya, “Kamu jahat. Aku khawatir sama kamu. Aku cemas.”, kataku sambil sesekali terisak. Arya memegang bahuku, “Hey, jangan nangis lah. Masa di hari ulang tahunmu ini kamu menangis. Janjiku terpenuhi kan?”. Ah ya, Arya memang pernah berjanji padaku, bahwa ia akan menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat ulang tahun padaku. Aku mengangguk dan kembali memeluknya. “Ehem.. Ada gue nih disini, aduh di cuekin. Kue nya sayang ini, mau di tiup nggak nih lilinnya? Sekalian di potong deh, laper gue. Cowok lo kejam, Put. Masa udah gue temenin tapi nggak di kasih makan”, jelas Demian panjang lebar. Aku dan Arya tertawa, “Aduh maaf ya, Dem. Jadi nggak enak nih gue. Tapi makasih ya udah nemenin Arya kesini malem-malem gini”, ucapku seraya tersenyum. “Malem? Pagi woy, udah jam 1 ini hahaha”, Demian tertawa dan menyerahkan kue nya ke Arya. “Ayo Putri Cantik, di tiup lilinnya. Make a wish dulu ya”, Arya memberikan kue itu padaku. Ku pejamkan mataku, Tuhan.. Di hari ulang tahunku ini permintaan ku tidak banyak. Bahagiakanlah semua orang yang berada di dekatku, dan jika memang Arya jodohku, jangan biarkan dia pergi meninggalkanku, ku buka kembali mataku dan ku tiup lilin yang bertuliskan angka 19, ya umurku saat ini.
 “Put, kayanya aku harus balik sekarang deh. Nggak enak sama ayah bunda kamu, lagi pula kamu juga butuh istirahat kan? Besok aku jemput kamu sepulang kuliah”, kata Arya. Sebenarnya aku belum ingin Arya pulang, tapi Arya benar, aku butuh istirahat karena besok aku harus kuliah pagi. “Oke. Hati-hati ya kamu di jalan. Dem, jagain Arya loh ya, harus langsung pulang pokoknya”, kataku sambil melirik Arya dengan jahil. “Siap komandan!”, jawab Demian sambil mengambil posisi hormat. “Hahaha ya ampun Putri Cantik, aku nggak akan macem-macem kok, aku juga bakalan langsung pulang. Aku kan nggak mau bikin calon istri aku ini cemas”, sahut Arya. Mukaku memerah, calon istri? Jauh sekali pemikirannya. Aku tertawa, Arya memelukku sebagai tanda perpisahan. Ia masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangannya padaku. Aku sambut lambaian itu dengan senyuman dan ikut melambaikan tangan. Aku menunggu di depan rumah sampai mobil Arya hilang di ujung gang. Setelah mobilnya tidak terlihat, aku masuk ke dalam rumah dan menuju kamar untuk beristirahat.
             Kring..Kring..Kring.. Alarm handphone ku telah berbunyi, menunjukkan pukul 5 pagi, aku bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Yaa beginilah kebiasaanku tiap pagi, tidur jam berapapun pasti bangunnya jam 5. Dalam sholatku, aku dapat menemukan kedamaian yang terasa, perasaan yang tidak bisa aku gambarkan. Setelah sholat, aku kembali ke kasur untuk melanjutkan tidurku. Lumayan masih tersisa 2 jam lagi untuk tidur, ku manfaatkan waktu sebaik mungkin.
            Tepat pukul 7 pagi, aku bersiap untuk pergi ke kampus. Aku turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama ayah, bunda dan Biyan, adik laki-laki ku yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SMA. Ayah dan Bunda telah duduk di meja makan, aku menghampiri mereka. “Selamat ulang tahun, anak Bunda yang cantik. Wah nggak kerasa umurmu sekarang sudah 19 tahun, rasanya baru kemarin Bunda menggendong kamu. Sekarang kamu telah tumbuh menjadi gadis yang cantik,” sapa Bunda sambil tersenyum dan mencium pipiku. “Anak ayah sudah dewasa. Selamat ulang tahun, sayang. Semoga dengan bertambahnya umur kamu, kamu bisa lebih menjaga diri dan bisa sukses ke depannya,” sahut Ayah. “Makasih, Ayah, Bunda. Semoga apa yang kalian harapkan, bisa Putri penuhi”, kataku seraya memeluk kedua orang terpenting dalam hidupku. Kembali ku panjatkan rasa syukur ku kepada yang Kuasa, Tuhan pencipta alam semesta yang masih memberikan ku waktu untuk merasakan indahnya kasih sayang orang-orang di sekitarku. Tak lama, Biyan keluar dari kamarnya, “Mba Put ulang tahun ya? Wah kalo gitu uang jajan gue nambah nih hari ini,” ucap Biyan sambil tertawa. “Selamat ulang tahun, mbakku yang cantik jelita. Mana uang jajanku?”, lanjutnya membuka tangannya berharap aku memberinya sejumlah uang jajan tambahan untuknya. “Terima kasih, adikku yang ganteng. Tapi maaf ya kayanya uang jajannya nggak ada tuh”, kataku menutup kembali tangannya. Ayah dan Bunda tertawa, Biyan terlihat murung dan sedikit kesal. “Becanda sih, jangan ngambek lah. Masa pagi-pagi asem gitu muka lo”, kataku sambil merogoh dompet dan memberikannya selembar uang 50 ribu. Biyan kembali ceria, ia mengeluarkan senyum termanis nya dan memelukku, “Makasih mbakku sayang, pokoknya yang baik-baik buat lo deh”, ucap Biyan. “ Woo giliran dapet duit aja lo, muji-muji gue kaya gitu. Dasar anak kecil”, sahutku sambil mengacak-acak rambutnya. “Eh eh udah ayo sarapan dulu nanti kalian terlambat”, kata Bunda. Ku lihat jam di tanganku menunjukkan pukul 7.15, aku segera mengambil sarapanku. “Bun, aku sarapan di jalan aja deh, nasi gorengnya aku bawa aja ya. Takut telat, Bun”. Aku mencium Bunda dan Ayah, “Assalamu’alaikum... Eh Bi, mau nebeng nggak?”, ajakku kepada Biyan. “Eh iya, ikut-ikut. Bun, Yah, aku berangkat ya. Assalamu’alaikum”. Setelah mencium tangan Ayah dan Bunda, aku dan Biyan segera berangkat. Seperti biasa, aku berangkat bersama Biyan, sebenarnya dia bisa saja berangkat sendiri dengan mengendarai mobil, tapi Ayah belum memberikan izin, jadilah aku yang bertugas mengantar Biyan berangkat sekolah.
            Setelah  mengantarkan Biyan, aku berangkat ke kampus yang terletak tidak jauh dari sekolah Biyan. Sesampainya di kampus, Tina dan Dodo telah menunggu ku di depan. “Wah.. Ada yang ulang tahun nih kayanya? Traktir bisa lah...”, kata Dodo sambil melingkarkan tangannya di pundakku. “Iya nih lumayan uang kiriman dari nyokap bisa gue simpen dulu hahaha”, lanjut Tina sambil tertawa. Aku tersenyum, “Hmm.. Gimana ya? Tapi nggak hari ini ya soalnya nanti pulang kuliah gue balik sama Arya. Ohya Do, nanti lo balik pake mobil gue aja ya”, ucapku. Dodo mengangguk dan tersenyum lebar, “Alhamdulillah... Dapet pinjeman mobil juga, jadi hari ini gue nggak usah balik pake metromini”, sahut Dodo. “Loh? Emang motor lo kemana, Do?”, tanya Tina. “Masuk bengkel, rusak berat abis gue pake balapan, nih hasilnya”, Dodo memperlihatkan bekas luka yang ada di kaki dan tangannya. Dodo memang hobi sekali balapan, ya walaupun bukan balapan yang sebenarnya. Balapan yang ia ikuti adalah balapan liar yang biasa di lakukan oleh beberapa geng motor. Tapi, Dodo bukan anak yang “nakal”, dia ikut balapan untuk sekedar hobi. Dodo juga yang merubah cara pandangku terhadap anak-anak geng motor, awalnya aku berpendapat bahwa anak-anak geng motor itu anak-anak brutal yang bisanya hanya merusak fasilitas umum dan bertindak semau mereka, tetapi ternyata tidak semua geng motor seperti itu, contohnya ya seperti teman-teman Dodo yang tetap berlaku sopan.
            Mata kuliah pagi ini aku jalani dengan penuh semangat, mengingat sepulang kuliah nanti aku akan pergi bersama Arya. Waktu menunjukkan pukul 12 siang, kuliah ku telah usai untuk hari ini. Aku keluar kelas dengan senyum sumringah dan berjalan menuju parkiran, aku lihat Arya telah menungguku disana. Melihat dia dari kejauhan saja, rasanya aku senang sekali.  Entah berapa kali harus ku katakan, bahwa aku merasa sangat beruntung memiliki seseorang sepertinya. Aku berjalan menghampiri Arya, “Hey.. Gimana kuliah hari ini, Putri Cantik?”, tanya Arya padaku. “Seperti biasa, tidak ada yang istimewa”, jawabku singkat. “Bener? Masa sih nggak ada yang istimewa? Kalo gitu, aku bakalan bikin hari ini jadi hari yang nggak akan pernah kamu lupain”, Arya memegang bahuku dan menatap mataku. Tatapan itu yang membuat aku seperti melayang di udara. Aku mengangguk, aku dan Arya pun masuk ke dalam mobil.
            Kami menuju ke pusat perbelanjaan di daerah Senayan. Sesampainya di sana, kami menuju ke sebuah toko yang menjual berbagai jenis boneka teddy bear , walaupun usiaku telah menginjak angka 19, tapi aku masih suka dengan hal-hal yang berbau anak-anak seperti boneka dan film-film Barbie. Arya membelikanku sebuah boneka teddy bear yang cukup besar sebagai hadiah ulang tahunku, padahal menurutku surprise darinya tadi pagi itu telah membuat ku sangat senang. Setelah itu, kami makan di sebuah restaurant Jepang, ternyata ada surprise lain yang Arya berikan padaku. Dia telah menyewa satu restaurant untukku, keluargaku dan keluarganya. Ayah, Bunda dan Biyan telah berada di sana, begitu juga dengan Mami dan Papi Arya serta Mba Sherly, kakak Arya. Aku terkejut, rasa bahagia menyelimutiku saat ini. Sungguh, ini pertama kali nya aku di perlakukan layaknya seorang Putri. Ayah, Bunda serta Mami dan Papi Arya menghampiriku, “Selamat ulang tahun, Putri. Semoga kamu tambah cantik dan bisa terus bersama Arya,” ucap Tante Sita, Mami Arya sambil mengecup pipi ku. Ucapan itu di lanjutkan oleh Om Dandy, Papi Arya, “Iya, semoga kamu bisa menjadi menantu om nantinya hahaha,” Semua tertawa kecuali Arya, ku lihat ia hanya tersenyum dan menatapku. Arya benar, hari ini merupakan hari yang tidak akan pernah aku lupakan.
            Tepat pukul 7 malam, aku dan Arya telah sampai di rumah. Lagi, dia memberikan ku sebuket bunga, tapi kali ini mawar merah yang ia berikan padaku. “Arya, makasih banget ya kamu udah bikin hari ini bener-bener gak akan aku lupain,” ucapku padanya. “Sama-sama, sayang. Ohya di dalem buket bunga itu ada sesuatu buat kamu, tapi liatnya nanti ya setelah aku pulang,” pinta Arya padaku. Ia kembali tersenyum, dan mencium kening dan kedua pipiku. Aku mengiyakan permintaannya. Tak lama, Arya berpamitan pulang.
            Seperti yang ia minta, aku membuka buket bunga itu dan ku temukan sebuah amplop berwarna biru muda, warna kesukaanku. Ku buka amplop itu dan aku ambil secarik kertas yang ada di dalamnya. Ku baca isi dari surat itu perlahan.

 Sepotong kebersamaan telah mencetak jejak hati yang begitu berarti,
menggugat cerita rindu pada dinding jiwa yang terpatri.
Tak ada kata basi.
Begitu jarak menyekat tatap,inginku segera kembali,
Bersandar manja pada bahumu dan tidur terlena dalam genggaman jarimu.
Maaf kalau aku kurang romantis dengan kata-kata di atas, tapi sungguh yang harus kamu tahu, aku mencintaimu dengan seluruh kekurangan dan kelebihanmu, Putri Cantik...
Happy Birthday My Sweety Beauty Princess,
Andharini Putri Setyoutami
With Love,
Arya Dirgantara Putra
            Aku tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun, bibir ku kelu. Aku langsung mengambil handphone ku dan mengetik SMS untuknya.
To : Arya DP
Thanks for your sweetest gift, aku sangat senang membaca surat darimu. Aku juga mencintaimu dengan seluruh kekurangan dan kelebihanmu. Makasih lagi untuk hari ini, nggak akan pernah aku lupa.
            Tak ada balasan darinya. Ah ya, dia pasti masih di jalan, jalanan Jakarta memang padat sekali hari ini. Ku lihat jam di kamarku, menunjukkan pukul 9 malam dan tumben sekali aku sudah mengantuk jam segini. Rasa kantuk tak dapat aku hiraukan, aku pun tertidur.
            Drrrtt..Drrtt...Drttt... Ku rasakan handphone ku bergetar, aku pun terbangun dan meraih handphone yang ku letakkan di sebelahku. Demian? Tumben sekali dia menghubungi pagi-pagi buta. “Halo? Kenapa, Dem?” tanyaku padanya, tapi tak ada jawaban disana. “Dem? Halo? Ada apaan sih? Kok lo diem?”, tanyaku sekali lagi. Tiba-tiba terdengar isak tangis disana, “Put, lo yang sabar ya. Arya meninggal, Put, dia kecelakaan. Mobilnya di tabrak sama truk dari arah berlawanan. Sekarang jasadnya ada di RSCM, kalo lo mau, mending lo kesini sekarang kalo nggak percaya,”jawab Demian. Jawabannya membuat aku kaget, mataku yang tadinya masih setengah sadar langsung terbuka lebar, tidak percaya dengan perkataan Demian, “Boong lo! Jangan bercanda deh, Dem. Candaan lo nggak lucu sumpah,” ucapku menampik rasa cemas yang ada. “Demi Allah, Put. Ngapain juga sih gue boong sampe segitunya sama lo, mending lo dateng sendiri ke sini kalo lo nggak percaya,” Tut.. tut.. tut.. Telfon terputus. Aku menangis sejadi-jadinya, masih tidak percaya dengan perkataan Demian. Ayah dan Bunda masuk ke dalam kamarku, “Innalillahi.. Kamu kenapa sayang?” tanya Bunda padaku. Ia memelukku dengan erat, Ayah mengelus rambutku, “Ada apa Putri? Kenapa kamu menangis begini?”, ucap Ayah berusaha menenangkanku. “Ayah, Bunda.. Arya.. Arya.. Arya meninggal,” kataku, tangisku semakin pecah, mengingat rasanya baru beberapa jam yang lalu ia mengucapkan bahwa ia mencintaiku dan mengetahui ia sekarang telah tiada untuk selamanya itu berat sangat berat.
            Ayah dan Bunda tidak percaya dengan perkataanku. Kami pun memutuskan untuk pergi ke RSCM untuk mengecek kebenaran berita itu. Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit, aku tidak dapat berhenti menangis di pelukan Bunda. Bunda terus mencoba untuk menenangkanku, tapi tidak berhasil. Tangisku semakin deras, Tuhan..Inikah jawaban dari do’a yang pernah ku panjatkan pada-Mu? Tetapi mengapa begini? Ini terlalu berat untukku.
            Aku sampai di RSCM pukul 2 pagi, aku berlari menuju tempat Arya. Tidak peduli bagaimana orang-orang melihatku, yang terpenting adalah aku harus bertemu dengan Arya dan memastikan bahwa apa yang di katakan Demian itu tidak benar. Tepat di depan ruang Jenazah, aku melihat Tante Sita, Om Dandy dan Mba Sherly menangis. Perasaan ku semakin tidak karuan, “Tante, Om, Arya mana? Arya baik-baik aja kan?” aku mencoba untuk tetap tenang. “Putri, kita harus merelakan Arya, biarkan Arya beristirahat dengan tenang di sana, Tante yakin, dia tidak ingin melihat kita semua di sini bersedih dan menangis,” ucap Tante Sita. “Nggak mungkin, Tante. Arya nggak mungkin meninggal, tadi dia masih ke rumahku kan? Ngasih aku bunga mawar merah beserta surat. Arya nggak meninggal kan, Tante? Tante bohong kan?” kataku masih tidak percaya. Aku menangis, tiba-tiba pintu kamar jenazah terbuka dan keluarlah beberapa perawat mengeluarkan tandu dan seseorang berbaring di atasnya. Aku menghampiri tandu itu,aku melihat Arya di sana. Ya itu Arya, ku tatap wajah nya, tersenyum. Ku lihat ketenangan di wajahnya, ia hanya tertidur, iya dia tertidur, dia pasti akan bangun. Aku goyangkan badannya, “Arya! Bangun! Ini aku, Putri. Bangun sayang bangun! Kamu kan janji nggak akan ninggalin aku,” air mataku masih terus keluar. Ayah dan Om Dandy memegang tubuhku, memastikan aku masih kuat. “Arya, aku sayang kamu. Kalo emang ini yang bikin kamu bahagia, aku akan coba untuk melepas kamu. Walaupun aku tau, ini akan rumit,” ucapku terisak.
            Om Dandy dan Tante Sita mengurus surat-surat untuk pemulangan jenazah Arya. Aku, Bunda dan Ayah masih duduk di sebelah jenazah Arya, aku terus menatap wajahnya. Tidak ada lagi tatapan yang membuat aku melayang, tak ada lagu senyuman yang bisa menyejukkan hatiku, memberikan ku surprise yang tidak terlupakan dan membuat hari-hariku menjadi lebih istimewa.
Menjelang subuh, jenazah Arya di pulangkan ke kediamannya karena pukul 7 nanti akan di makamkan di makam keluarganya.Aaku tidak ingin pulang, aku masih ingin di sini, melihatnya sampai ia masuk di peristirahatan terakhirnya. Ayah dan Bunda memutuskan untuk pulang, mengambil pakaian gantiku dan kembali lagi untuk ikut memakamkan Arya. Aku ikut tahlilan bersama keluarga Arya, tangisku masih belum juga berhenti.  
Aku masih merasakan keberadaan Arya disini, aku yakin dia melihatku yang kini menangis, dan masih berharap bahwa ini hanyalah mimpi. Tuhan... Jika ini hanyalah mimpi, aku mohon segera bangunkan aku dari mimpi burukku, pintaku dalam hati. Aku duduk tepat di sebelah Arya, memegang tangannya dan mencium keningnya untuk terakhir kali. Keranda yang di akan digunakan untuk membawa jenazah Arya sudah di siapkan, Arya juga sudah di mandikan. Kini tubuhnya berbalut kain kafan, senyumnya masih terbayang di pikiranku. Walaupun kini Arya hanyalah sebuah nama, tapi semua kenangan akan terus aku simpan dan tak kan pernah ku lupakan. Aku berusaha tegar, mencoba untuk tidak menangis lagi, karena aku yakin Arya juga tidak ingin melihat aku terlarut dalam kesedihan.
Setelah semua telah siap dan tahlilan telah usai, aku, Ayah, Bunda beserta keluarga Arya mengantarkan Arya ke tempat peristirahatannya. Sesampainya di pemakaman keluarga Dirgantara, keranda yang membawa jenazah Arya di turunkan dari ambulance. Om Dandy, Ayah dan salah satu keluarga Arya lainnya sudah siap di liang lahat, bersiap untuk menerima jenazah Arya. Adzan pun di kumandangkan oleh Ustadz Arifin, ustadz yang memimpin tahlilan di rumah Arya.  Tangisku kembali pecah saat jasad Arya di masukkan ke dalam liang lahat, badanku lemas, rasanya aku sudah tidak dapat menahan beban di tubuhku. Aku mencoba untuk tetap berdiri menyaksikan jasad Arya yang telah berada di dalam liang lahat. Tante Sita pun menangis, sampai akhirnya ia pingsan. Tante Sita di bawa masuk ke dalam mobil, aku masih berdiri menatap makam Arya yang kini sudah tertutup, dan telah tertulis nama Arya Dirgantara Putra bin Drs.Dandy Syahreza Dirgantara.
Satu persatu orang mulai pergi meninggalkan makam Arya, dari kejauhan ku lihat kedatangan Dodo dan Tina, mereka berjalan menghampiriku. Tina langsung memelukku erat, “Put, yang sabar ya, jangan sedih terus, kasian kan Arya nya nanti jadi nggak tenang. Relain kepergian dia Put kalo lo sayang sama dia dan mau ngeliat dia bahagia,” ucap Tina masih memelukku. “Iya,Put. Gue tau kok lo itu cewek yang tegar, jadi jangan sedih lagi ya,” lanjut Dodo sambil mengusap rambutku. Ini mengingatkan aku pada Arya, setiap kali aku sedang sedih atau merasa putus asa, dia pasti selalu berkata, “Putri cantik nggak boleh sedih, nanti cantiknya luntur loh,” sambil mengelus lembut rambutku. Lagi-lagi aku menangis, kembali ku tatap makam Arya, aku duduk di sampingnya. Kamu adalah orang pertama yang membuatku merasakan apa itu cinta? Merasakan indahnya hidup ini jika ada orang-orang yang kita sayang berada di sekitar kita, membuatku mengerti arti kehidupan dan lebih memahami, apa itu... kehilangan... ucapku dalam hati.
            Om Dandy menghampiriku yang sedang duduk, “Putri, terima kasih ya kamu telah menemani Arya sampai akhir usianya. Om menghargai itu, om minta kamu bisa merelakan kepergian Arya, walaupun Arya telah tiada, kamu tetap Om dan Tante anggap seperti anak Om sendiri,” ucap Om Dandy kemudian memelukku. “Sekarang kita pulang yuk, kamu juga belum istirahat kan, kamu pasti capek. Jangan sampai kamu sakit, Put. Nanti Arya sedih disana,” lanjut Om Dandy. Om Dandy benar, aku tidak boleh sakit, karena aku tidak mau melihat Arya bersedih. Arya, aku pulang dulu ya.. Insya Allah besok aku datang lagi kesini buat jenguk kamu, nanti aku bawakan kamu bunga Lily yang kamu juga pernah berikan padaku sebagai kado ulang tahunku. Aku berusaha untuk tersenyum, walau itu terasa sangat susah.
            Aku kembali ke rumah bersama Ayah dan Bunda. Di dalam kamar, aku mengumpulkan semua benda yang menjadi kenanganku dengannya, semua aku tata kembali dengan sangat rapi. Mulai dari tiket nonton pertama kali dengannya, kado-kado kecil yang pernah ia berikan padaku, foto-fotoku dengannya, semua aku simpan dan aku pastikan tidak ada yang hilang. Aku tata semua barang itu di satu sudut kamarku, yang sampai pada akhirnya aku namakan sudut itu “Arya’s Corner”...
           
Ketika tiba saat perpisahan, janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan, seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.-Kahlil Gibran

                                                            
           
              

Festival Film Prancis 2011 is comiiiingg!!!

Jumat, 01 April 2011

Yeyeyeye... Akhirnya Festival Film Prancis tahun ini di gelar juga hihi ngga sabar nunggunya.
Fyi, FFP tahun ini filmnya seru2 loooh!! Makanya harus dateng, murah kok HTMnya cuma 15k :D
Ngga nyesel deh, sumpah :) Tiket udah mulai bisa di beli tanggal 8 April 2011 di fX Platinum XXI dan Blitz Megaplex Grand Indonesia.
Nah.. buat yang mau tau film apa aja yg bakalan di puter..
Ini dia daftarnya!

Jumat, 8 April 2011
Acara pembukaan di Usmar Ismail Hall, dimulai dari jam 18.45 WIB sampai sekitar jam 19.30. Jam 20.00-nya permutaran film L'Arnacoeur (Heartbreaker). Untuk acara ini tidak berlaku untuk umum.

Sabtu, 9 April 2011 (fX Platinum XXI)
14.00 : Nenette
16.00 : Ensemble C'est Trop (Together's A Crowd)
18.00 : L'Arnacoeur (Heartbreaker)
20.30 : La Fille Du Rer (The Girl on the Train)

Minggu, 10 April 2011 (fX Platinum XXI)
14.00 : Les Mains En L'Air (Hands Up)
16.00 : Erreur De La Banque En Votre Faveur (Bank Error in Your Favor)
18.00 : Une Petite Zone De Turbulences (A Spot of Bother)
20.30 : Welcome

Senin, 11 April 2011 (fX Platinum XXI)
19.30 : Un Poison Violent (Love Like Poison)

Selasa, 12 April 2011 (fX Platinum XXI)
19.30 : Les Plages D'Agnes (The Beaches of Agnes)

Rabu, 13 April 2011 (fX Platinum XXI)
19.30 : Dernier Maquis (Adhen)

Kamis, 14 April 2011 (fX Platinum XXI)
19.30 : La Danse, Le Ballet De L'Opera De Paris (La Danse, The Paris Opera Ballet)

Jumat, 15 April 2011
- fX Platinum XXI
19.30 : Le Chance De Ma Vie (Second Chance)
21.30 : La Fille Du Rer (The Girl on the Train)
- blitzmegaplex Grand Indonesia
19.30 : Il Reste Du Jambon? (Bacon on the Side)
21.30 : Une Affaire D'Etat (State Affairs)

Sabtu, 16 April 2011
- fX Platinum XXI
14.30 : Kerity, Le Maison De Contes (Eleanor's Secret)
16.30 : Erreur De La Banque En Votre Faveur (Bank Error in Your Favor)
18.30 : Il Reste Du Jambon? (Bacon on the Side)
20.30 : Une Affaire D'Etat (State Affairs)
- blitzmegaplex Grand Indonesia
14.30 : L'Age De Raison (With Love from the Age of Reason)
16.30 : Ensemble C'est Trop (Together's A Crowd)
18.30 : Tout Ce Qui Brille (All That Glitters)
20.30 : L'Arcanoeur (Heartbreaker)

Minggu, 17 April 2011
- fX Platinum XXI
13.00 : Les Mains En L'Air (Hands Up)
15.00 : L'Age De Raison (With Love from the Age of Reason)
17.00 : Tout Ce Qui Brille (All That Glitters)
19.00 : Une Petite Du Turbulences (A Spot of Bother)
- blitzmegaplex Grand Indonesia
13.00 : Kerity, Le Maison Des Contes (Eleanor's Secret)
15.00 : La Chance De Ma Vie (Second Chance)
17.00 : Portiche (Trophy Wife)
 
Jangan sampe ngga dateng yaaa hehe nyesel loh.. :p
 

Regards,
Rivi Ulfa Aulia
 

my feeling at my new school.....

Sabtu, 24 Juli 2010

oh god... ngga tau lagi gue harus gimana? gue ngga nyaman ada di sana, pengen cepet cepet keluar dari sana, ngga pengen kelamaan aaaaaaaaaaa yaAllah pengen pindah ke bogor,  tp harus tunggu satu semester dulu. apa gue kuat? apa gue sanggup? selalu gue pulang setengah hari karna perasaan gue yg ngga karuan disana.

mau nya gue itu punya temen temen yg asik care sm gue kaya temen2 SMP gue, keadaan sekolah gue yg ngga mendukung kenyamanan gue di sekolah.

kenapa sih penyesalan selalu dateng belakangan? 

Referensi buku cinta bagussss :)

Selasa, 16 Februari 2010

CINTA. Lima huruf yang penuh misteri. Lima huruf yang memiliki definisi begitu luas. Lima huruf yang mampu membuat kita bahagia, terluka, tertawa, atau kecewa. Begitu juga kah cinta menurutmu?

"Aku tak pernah berpikir mencintaimu, walau cuma sekejap. Tapi yang terjadi tak ubahnya alur nasib yang terbalik. Aku mencintaimu sejak kali pertama, saat lembut sapamu terucap dan mata lugumu menggugat. Tanpa kusadari lajunya, dua tahun sudah aku menunggumu. Mengurungku dengan cinta satu-satunya. Kubela tanpa harus aku bertanya-tanya. Bukankah cinta memang tak pernah butuh alasan, meski cuma satu huruf?! Sepertinya, iya…!”
Sebait kalimat di atas tentu cukup menggugah perasaan kita yang membacanya. Itulah ungkapan pertama dari Moammar Emka dalam tulisannya yang berjudul Atas Nama Cinta, Saja.

Perasaan cinta memang bisa saja muncul tanpa direncanakan sebelumnya. Namun, apa mau dikata jika jalan yang ditentukan oleh-Nya berbeda dari bayanganmu. Semua yang kau kira tidak terjadi, bisa saja terjadi dan yang kau harapkan terjadi belum tentu terealisasi.

Begitu pun dengan apa yang dituliskan Emka melalui penggalan bait di atas. Emka yang selama ini dikenal dengan tulisan-tulisan ‘nakal’-nya, kini terlihat begitu romantis. Semua tersirat dari bermacam judul bab yang ia kumpulkan dalam buku terbarunya: Cinta Itu, Kamu.

Membacanya membuat kita cukup memahami, betapa cinta itu sangat kompleks. Ada pengharapan, penantian, kerinduan, kesetiaan, dan pengorbanan. Layaknya sebuah curhatan hati, buku ini terasa sangat dekat dengan kejadian yang kita alami jika sedang dilanda kasmaran.

Itulah cinta. Apa pun perasaan yang tersirat mewakili nama cinta, akan terasa indah untuk dikenang meski kisahnya senantiasa berbeda antara yang satu dengan lainnya. Seperti yang dituliskan Emka di akhir bukunya ini.

“Hidup semestinya menjadi sebuah kejutan yang menyenangkan. Serba kebetulan dan terjerembab dalam ruang “tiba-tiba”. Seperti halnya cinta. Tiba-tiba datang dan pergi tanpa permisi. Lalu datang lagi, pergi lagi. Dan datang lagi…!”
Semua tulisan pria yang terkenal melalui buku Jakarta Undercover-nya ini akan terasa sangat hidup jika kamu membacanya sambil mendengarkan soundtrack-nya. Ada lima buah lagu yang bisa kamu nikmati melalui CD. PATAH merupakan hits andalannya. Layaknya cinta, tulisan dan lagu yang dinyanyikan sendiri oleh Emka begitu selaras menemani waktu senggangmu.

Selamat membaca dan bersenandung! **By Newsroom (www.gagasmedia.net)


buku ini sumpah ya bagus bangett, kata katanya puitis dan so sweet haha cocok lah buat anak anak muda sekarang 

By Moammar Emka :')

Kepada kamu, cinta :

Titik temu---

Begitu susahkah kita bertemu di satu titik? Jika ada jalan tengah, kenapa mesti menepi ke sisi? Jika mauku tak berbalik setimpal dengan maumu, kenapa kita tak mengendapkan segalanya pada nalar dan kata hati. Biar tak ada basi yang menengahi.

Menjelma rindu---

Menjelmalah bintang malam ini....biarkan senyummu terpendar mencecap sendiriku.....dan tunduk teduh pada keakuan rindu.

Tertusuk sedih---

Karenamu aku memagut ruang kosong, tertusuk sedih yang menyulut hampa

Lenka - Trouble Is A Friend

Selasa, 29 Desember 2009

Trouble he will find you no matter where you go, oh oh
No matter if you're fast, no matter if you're slow, oh oh
The eye of the storm or the cry in the mourn, oh oh
You're fine for a while but you start to lose control

He's there in the dark, he's there in my heart
He waits in the wings, he's gotta play a part
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh!

Trouble is a friend but trouble is a foe, oh oh
And no matter what I feed him he always seems to grow, oh oh
He sees what I see and he knows what I know, oh oh
So don't forget as you ease on down the road

He's there in the dark, he's there in my heart
He waits in the wings, he's gotta play a part
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh

So don't be alarmed if he takes you by the arm
I won't let him win, but I'm a sucker for his charm
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh!

Oh how I hate the way he makes me feel
And how I try to make him leave, I try
Oh oh, I try!

He's there in the dark, he's there in my heart
He waits in the wings, he's gotta play a part
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh

So don't be alarmed if he takes you by the arm
I won't let him win, but I'm a sucker for his charm
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh!
Ooo, oh ooo, ooo ahh

Lenka - Anything I'm Not

I will never be
I will never be tall
No
And I will never be
Never ever
Be sure of it all
Oh, why is the world
So cruel to me
When all
All I ever want to be
Is anything I’m not

Gimme a break
A little escape
I am so tired
Of being me
I wanna be free
I wanna be new
And different
Anything I’m not
I’m not

I will never be
I will never be you
No
I will always be
I will always be me
That I know
But oh
Even though
I’m happy being me
I want to get away
From all
This harsh reality
Oh

Gimme a break
A little escape
I am so tired
Of being me
I wanna be free
I wanna be new
And different
Anything I’m not

Yeah
Gimme a break
A little escape
I am so tired
Of being me
I wanna be free
I wanna be new
And different
Anything I’m not
Anything I’m not
Oh
Anything I’m not

Gimme a break
A little escape
I am so tired
Of being me
I wanna be free
I wanna be new
And different
Anything I’m not

Yeah
Gimme a break
A little escape
I am so tired
Of being me
I wanna be free
I wanna be new
And different
Anything I’m not
Anything I’m not
Anything I’m not
Anything I’m not
Anything I’m not

diary.rivi Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino